Tuhan menciptakan alam ini
tentunya tidak hanya untuk manusia, akan tetapi alam ini juga di desain untuk
mereka (hewan). Manusia itu serakah, egois, dan sombong dalam memperlakukan
alam. Buktinya! Dalam penguasaan sumber daya alam tidak mempertimbangkan
keselamatan hewan/satwa, juga mereka dianggap makhluk tidak penting.
Pemerintahpun dalam setiap kebijakannya menomorduakan keselamatan satwa, desain
pembangunan hanya bisa dimanfaatkan secara khusus buat manusia, seharusnya
pemerintah turut mempertimbangkan keselamatan mereka.
Bagaimana kalau kita berpikir
terbalik, dunia ini dikuasai dan dipimpin oleh makhluk yang namanya
binatang/satwa. Mereka mendesain pembangunan yang hanya untuk kepentingan
komunitas mereka, tidak mempertimbangkan keselamatan manusia secara umum. Jika
kondisi itu terjadi apa yang akan kita lakukan, tentunya perperangan akan
terjadi. Baca Juga Ketika Satwa Mendapat Prioritas Dalam Pembangunan
Begitu pula mereka satwa, mereka
juga akan melakukan kita manusia, buktinya jelas terlihat dengan sejumlah kasus
konflik antara gajah dengan manusia, antara harimau dengan manusia, atau saban
hari di Aceh khususnya di jalan pegunungan selawah terlihat sejumlah monyet
“mengemis” pada pengguna jalan. Bagaimana kalau kondisi tersebut kita yang
rasakan, sepanjang jalan terlihat manusia mengemis pada binatang untuk
dikasihani sebatang rokok, sebungkus nasi, segelas air. Baca juga KETIKA POHON IBARAT “GADIS”
Kita manusia harus sadar terlebih
pemerintah yang mempunyai kekuasaan, sadar akan keseimbangan alam. Dalam
mendesain pembangunan jalan, gedung, irigasi, bendungan, jembatan, pengelolaan
tambang, perkebunan, ada mereka disekitar itu yang juga memiliki hak untuk
hidup, bermukim, dan memiliki tanggungjawab untuk melanjutkan keturunan mereka.
Jangan sampai dengan berdirinya tembok beton, pancang besi, terusik kehidupan
mereka.[]