Aceh
belum sadar akan pentingnya sebatang pohon, kita masih terlelap dengan
pandangan hijau dedaunan atau kita masih bisa memandang puluhan pohon
dipekarangan rumah kita. Kondisi sekarang, hutan Aceh terus rusak, terus hilang,
dan terus dirampas oleh tangan – tangan jalil yang hanya mementingkan kuntungan
sesaat. Ekpansi perkebunan kelapa sawit, pertambangan, illegal loging, dan
beragam izin lainnya yang diberikan oleh pemerintah untuk menguasai hutan di
Aceh semakin menambah kondisi buruk keselataman lingkungan hidup. Baca Juga Kerangka Penjelas Konflik Agraria Struktural
Sudah
pasti semakin hari semakin berkurang jumlah pohon di Aceh, tanpa ada upaya
reboisasi terhadap lahan – lahan kritis, meskipun ada hanya sebatas pendekatan
proyek untuk meraup milayaran rupiah uang Negara. Tidak tahun kapan datangnya
masa tersebut, tapi yang pasti suatu saat ini kita akan sampai pada masa dimana
pohon ibarat gadis cantik. Mungkin masing – masing rumah hanya tersisa satu jenis
pohon, mungkin satu desa hanya da satu pohon, mungkin juga di Aceh ini hanya
tinggal satu pohon. Maka saat itulah pohon baru terasa berharga bagi kita, baru
kita jaga, kita rawat, dan kita perlakukan ibarat gadis cantik. Baca JugaKetika Satwa Mendapat Prioritas Dalam Pembangunan