Sadarkah kita, kalau air itu ibarat nafas bagi manusia. Perumpaan ini berkaitan dengan begitu pentingnya air dalam kehidupan manusia. Bisa kita bayangkan bagaimana kondisi tubuh kita jika dalam sehari kita tidak minum air, tentunya kita akan terasa lesu, kurang semangat, dan berkurangnya energi dalam tubuh. Air cukup penting bagi tubuh kita, sama halnya dengan oksigen.
Dibalik ketergantungan manusia terhadap air, pernah tidak kita terpikirkan bagaimana merawat sumber air itu, bagaimana kita harus menjaganya, dan bagaimana upaya kita memastikan air itu terus tersedia buat kita, buat mereka, dan buat generasi mendatang. Atau sebaliknya, kita pernah bertanya tidak dalam hati kita apakah air itu butuh manusia? Sadar kawan, air itu tidak butuh manusia, justru kitalah yang membutuhkannya, maka kita harus berbaik budi dengan air.
Saat ini kita boros, boros dalam memanfaatkan air, dibelah dunia lain ada masyarakat yang krisis air, mereka harus berebut untuk mendapatkan air, dan mereka harus membeli air dengan harga mahal. Namun kita, di negeri Indonesia ini air diberikan gratis buat kita, terlebih Aceh kemanapun kita perlu air selalu kita jumpai, meskipun terkadang ada kondisi politik yang mengharuskan kita menemukan sejumlah air mata.
Sebelum terlambat, mari kita jaga sumber mata air yang telah ada. Caranya cukup gampang, kita tidak merusak lingkungan/sumber mata air dengan cara menebang pohon. Marilah kita merawat hutan agar air terus tersedia buat kita. Kita harus melawan prilaku yang merusak hutan, menebang pohon, atau alih fungsi kawasan. Apapun alasan dan kepentingannya, kita harus melawan itu. Kita (masyarakat hilir) yang selaku penerima manfaat dari air hasil kerja keras mereka (masyarakat hulu) harus memberikan konpensasi kepada mereka yang merawat hutan, menjaga hutan, dan kita harus sadar akan jasa mereka. Kita dihilirpun harus berbuat banyak dalam upaya menjaga sumber air, kita harus menanam pohon, menghijaukan lingkungan, dan tidak boros dalam memanfaatkan air tersebut.[]
Baca juga: