Ada dua dampak negatif akibat dari ekspansi
perkebunan dan pabrik kelapa sawit, yaitu dampak langsung dan dampak
tidak langsung. Dampak negatif langsung dari perkebunan kelapa sawit
skala besar khususnya ekologi, ekonomi, sosial, budaya, konflik lahan
dan sumber daya agraria, pencemaran lingkungan, pemanasan global,
kerentanan pangan, pencemaran air, tanah dan udara.
Dampak ekologi
pengembangan dan perluasan perkebunan kelapa sawit merupakan proses
konversi atau alih fungsi dan bentuk lahan yang merubah bentang alam
lahan yang luas sehingga menyebabkan kerusakan fungsi dan jasa
lingkungan.
Dampak ekonomi
perubahan bentang alam terutama hutan, lahan, badan air, danau dan
sungai menutup, membatasi dan mengurangi kemampuan dan akses masyarakat
adat, perdesaan dan petani dalam meneruskan dan memelihara anugrah alam
yang selama ini menjadi alat dan faktor yang menjadi sumber mata
pencharian, pangan dan papan mereka.
Dampak sosial perubahan
bentang alam juga sangat berpengaruh besar terhadap kondisi dan
kehidupan sosial masyarakat akibat penguasaan dan persaingan yang
semakin mengurangi dan merubah secara paksa jati-diri, kebiasaan dan
kearifan masyarakat seperti berkurang atau tertutupnya hak dan akses,
mata pencaharian, nilai budaya dan agama, mobilisasi tenaga kerja dari
luar dengan hadirnya perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Baca Juga Kasus Perkebunan di Aceh
Dampak budaya
bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal lainnya mengalami perubahan,
degradasi dan bahkan kepunahan kearifan lokal, tradisi, seni, nilai dan
praktek kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pak hutan, sungai,
danau dan betang alam lainnya.
Konflik lahan dan sumber daya agraria
penguasaan dan pemilikan skala besar oleh perusahaan perkebunan kelapa
sawit menyebabkan ketimpangan, ketidak-adilan dan hilangnya hak, akses,
kepemilikan, pemanfaatan, dan distribusi sumber-sumber agraria yang ada
dalam masyarakat sehingga terjadi benturan dan sengketa yang
mengorbankan harta benda dan bahkan nyawa.
Pemanasan global dari
kelapa sawit sangat erat dengan sumber-sumber emisi gas rumah kaca dari
proses produksi dan rantai pasok minyak sawit yang mengakibatkan
rusaknya fungsi dan kemampuan serapan gas rumah kaca oleh lahan, hutan,
dan gambut, termasuk gas-gas yang dihasilkan dari pabrik minyak sawit
dan residu gas dari pupuk pertanian bahan kimia dan bahan bakar fosil
aktifitas mesin pabrik dan perkebunan kelapa sawit. Baca Juga Lahan Untuk Rakyat
Kerentanan pangan
terutama masyarakat adat dan perdesaan berkurang baik mutu dan
jumlahnya dengan semakin terbatasnya lahan pertanian dan sumber agraria
akibat himpitan dan tekanan perluasan dan penguasaan oleh perkebunan
kelapa sawit.
Pencemaran air, udara dan tanah
bersumber dari aktifitas pembukaan lahan perkebunan seperti erosi dan
sedimentasi, pembakaran lahan dan hutan, penggunaan bahan kimia
pertanian yang bersumber dari pestisida dan herbisida berbahaya, beracun
dan sangat mematikan oleh kebun sawit dan gas-gas pencemar lainnya
dalam proses dan aktifitas pabrik terpapar dan menguap dalam air, tanah
dan udara sekitarnya.
Dampak-dampak tidak langsung
lainnya adalah buruknya tata kelola, sistem dan pranata hukum, dan
lemahnya keinginan politik, komitmen kelembagaan dan kapasitas
pemerintah dalam penegakkan hukum dalam mengendalikan dampak perkebunan
dan industri kelapa sawit termasuk menjamurnya korupsi, kolusi dan
nepotisme, kabut asap, eksploitasi buruh, pekerja anak, perdagangan
manusia, penghindaran pajak, ketidak-adilan gender, pelanggaran hak
buruh, hak asasi manusia, dll.
Sumber:
file:///E:/BUKU/BUKU%20NASIR/Bahan/Dampak%20kelapa%20sawit%20_%20TuK%20INDONESIA.htm